Sabtu, 12 Desember 2009

duel panas



London - Liverpool pernah menjadi tim yang diidolakan Theo Walcott. Akan tetapi di akhir pekan ini winger Arsenal itu siap tampil total jika diturunkan di Anfield.




'Gudang Peluru; akan melawat ke Liverpool pada Minggu (13/12/2009) waktu setempat. Arsenal cukup memerlukan tiga angka dari laga ini agar terus dapat mempertahankan jalur untuk mematahkan dominasi Chelsea dan Manchester United di posisi dua besar klasemen.



Arsenal juga termotivasi untuk memanfaatkan sekaligus memperpanjang momentum buruk yang tegah melanda Liverpool. Seperti diketahui The Reds sedang berada dalam grafik tidak konsisten dan terjebak di posisi tujuh klasemen sementara.



Khusus bagi Walcott laga tersebut memiliki makna lebih dari sekedar bigmatch semata. Dia bersemangat untuk bisa dimainkan sejak awal melawan Liverpool yang merupakan tim yang pernah digandrunginya beberapa tahun yang lalu.



Akan tetapi pemain asal Inggris ini menegaskan bahwa dirinya akan tampil all out ketika harus beradu kecepatan dengan fullback lawan atau ketika menjaga pemain-pemain Liverpool yang sedang menguasai bola.



"Saya akan mengesampingkan hati saya ketika diturunkan. Saya merupakan fans Liverpool ketika belia dan saya harus tampil bagus ketika di sana," tukas Walcott di The Sun.



"Hal itu selalu mengundang memori masa lalu saya kembali lagi. Dan jika saya diturunkan dari bench, semoga saya dapat melakukan pekerjaan yang baik."



Walcott sendiri sejauh ini dikabarkan dalam kondisi yang bugar. Dia kemungkinan dapat tampil atau malan menjadi starter lantaran pemain-pemain Arsenal lainnya sedang dilanda cedera.

empat besar Liga Primer merupakan harga mati bagi Liverpool. Bila target itu gagal didapat, maka kehancuran bagi pasukan Anfield ada di depan mata.




Menilik hasil yang didapat dalam beberapa laga terakhir, maka Liverpool layak disebut tengah menurun. Namun tersingkirnya mereka dari dua kejuaraan, yakni Piala Carling dan Liga Europa, ternyata mendatangkan berkah.



The Reds jadi punya waktu lebih untuk ngebut di Liga Primer. Target finis di empat besar sudah dicanangkan demi masuk zona Liga Champions musim depan.



"Tak diragukan lagi, megnakhiri kompetisi di empat ebsar merupakan tujuan utama kami musim ini. Sungguh penting bagi klub ini untuk bermain di Liga Champions," tandas kapten Steven Gerrard seperti dilansir dari AFP.



"Bila kami bisa mendapatkan tiga poin dari Arsenal di hari Minggu dan juga tiga poin dari laga melawan Wigan, maka kami bisa memperbaiki keadaan," lanjut Stevie G.



Target untuk menggapai empat besar Liga Primer memang sebuah pilihan yang tepat bagi Si Merah, dibanding mengincar trofi di Liga Europa atau Piala FA. Pasalnya, gagal masuk empat besar yang berarti tak tampil di Liga Champions akan mendatangkan konsekuensi berat bagi Liverpool.



"Liga Champions adalah sesuatu yang vital bagi Liverpool. Bila mereka gagal lolos ke sana, maka secara finansial itu tidak bagus karena kami kehilangan pos pemasukan yang besar," ujar Graeme Souness seperti dilansir dari Daily Mail.



"Selanjutnya kami juga akan kesulitan membayar tagihan-tagihan yang jumlahnya sampai jutaan poundsterling, membiayai pembandungan stadion, dan lain-lainnya. Skenario itu sungguh membuat khawatir suporter Liverpool," kata manajer Liverpool di awal tahun 1990-an itu.



Souness khawatir bahwa Si Burung Liver akan menuju kehancuran bila gagal finis di empat besar di akhir musim.



"Mereka harus melupakan Liga Europa dan Piala FA dan konsentrasi penuh ke memburu posisi empat besar, demi masa depan mereka. Bila gagal ke Liga Champions saya khawatir mereka bakal hancur. Selain itu saya khawatir bahwa pemain terbaik tak berminat untuk bergabung dengan Liverpool," pungkas eks gelandang The Reds di awal 1980-an itu.

Liverpool - Juergen Klinsmann beberapa tahun lalu sempat dikabarkan akan menggantikan Rafael Benitez. Pasca kegagalan The Reds di Liga Champions, pria Jerman itu mungkin tengah merapat kembali ke Anfield.




Tahun 2007 kursi kepelatihan Rafa sempat digoyang dengan Klinsmann digadang-gadang akan menjadi pembesut baru buat Steven Gerrard dkk. Sebabnya adalah hubungan tak harmonis antara sang pelatih dengan duo pemilik klub, George Gillett dan Tom Hicks



Saat itu isu tersebut sempat berhembus kencang karena Gillett-Hicks dikabarkan sudah sempat bertemu dengan Klinsi.



Menyusul serangkaian hasil buruk yang didapat The Reds di Liga Inggris dan terdepaknya mereka dari Liga Champions, bursa pergantian pelatih sepertinya kembali santer terdengar. Salah satu yang kembali masuk tak lain adalah Klinsman, yang mengeluarkan komentar bernada kritik terhadap Rafa.



"Mereka punya beberapa pemain yang bisa berbuat banyak tapi tidak di semua posisi. Permainannya tak benar-benar mengalir di sana dan mereka kurang kreativitas. Jika semuanya bergantung pada Torres atau Gerrard, maka itu tak akan cukup," ungkap Klinsi di TheSun.



"Anda tak bisa meletakkan semuanya pada dua pemain. Itulah mengapa mereka butuh lebih banyak kualitas di dalam tim untuk memastikan bisa menyelesaikan musim di empat besar," lanjut mantan striker Tottenham Hotspur itu.



Yang juga jadi keprihatinan Klinsi adalah kegagalan lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Dengan kualitas yang dimiliki, The Reds dianggapnya tak punya lawan yang menyulitkan di fase grup.



"Itu sebuah kejutan besar Liverpool gagal lolos ke 16 besar karena mereka selalu bisa ke sana dalam beberapa tahun terakhir dan meraih sukses luar biasa. Menyedihkan melihat Liverpool tak berada di fase knockout karena di sanalah mereka seharusnya berada, Liverpool punya nama besar di benua ini."



"Menurut saya mereka kurang kreativitas dan pemain No.10 yang sesungguhnya, seorang playmaker dan striker berkelas dunia selain Torres. Membuat frustasi melihat posisi mereka saat ini. Dari enam pertandingan mereka tak bisa bangkit. Mereka kurang punya kualitas," papar Klinsman menganilisa.



Di Liga Champions Liverpool dua kali menelan kekalahan kandang, salah satunya atas Fiorentina di laga pamungkas. 'Si Merah' pun disebut matan pelatih timnas Jerman itu tak akan punya daya saing saat harus menghadapi raksasa Eropa macam Real Madrid atau Barcelona.



"Saya tak berpikir kalau Fiorentina adalah ancaman dalam kompetisi ini. Kami bermain menghadapi mereka musim lalu (dengan Bayern Munich) dan mereka bukan tim papan atas."



"Kita tidak sedang membicarakan Chelsea atau Real madrid atau Barcelona di sini - Fiorentina adalah tim kelas dua. Menang di Anfield akan menjadi raihan terbaiknya di musim ini," pungkas pria 45 tahun yang musim lalu gagal menuntaskan pekerjaannya sebagai pelatih di FC Hollywood itu.



Bagaimana, Rafa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar